Setiap hal di dunia ini pasti memiliki
mitos yang menyelimuti dirinya. Begitu pula mitos mengenai masyarakat
tiap negara, termasuk di dalamnya mitos mengenai masyarakat Jepang.
Di bawah ini adalah beberapa mitos mengenai masyarakat Jepang yang
sering kita temui, dan seberapa besar mitos tersebut mengandung
kebenaran di dalamnya.
Orang Jepang menyantap sushi setiap hari
Kebanyakan orang menganggap makanan Jepang hanyalah sushi
saja. Namun jika mereka hanya menyantap sushi saja setiap harinya, maka
tentunya tidak akan ada tempat lagi dalam perut mereka untuk tempura, soba, ramen, okonomiyaki, gyudon, gyoza, yakisoba, onigiri, yakitori dan masih banyak makanan lezat lainnya.
Orang Jepang sangat sopan setiap saat
Sebenarnya orang Jepang sama sopannya
dengan orang-orang di belahan dunia lainnya. Beberapa orang dapat
berbicara menggunakan bahasa yang baik, banyak juga yang berbicara
dengan kasar. Mitos ini muncul kemungkinan besar karena kebanyakan orang
Jepang yang kita temui adalah orang-orang yang berurusan dengan budaya
dan bahasa asing – orang seperti itu dari manapun asalnya biasanya
adalah orang yang baik. Selain itu, bersikap sopan di Jepang lebih susah
dibandingkan bersikap sopan di Inggris, jadi banyak orang Jepang yang
kesulitan menerapkannya. Oleh karenanya di Jepang terdapat tuntunan keigo (bentuk bahasa Jepang yang sopan) untuk penduduk asli Jepang.
Orang Jepang lebih menghargai ruang pribadi
Coba katakan hal ini pada mereka yang
setiap hari harus pulang pergi untuk bekerja menggunakan kereta. Di
London, saat naik kereta kita memiliki ruang pribadi beberapa sentimeter
hingga kita tidak harus bersentuhan dengan orang lain. Dalam sebuah
gerbong kereta yang terisi penuh di Jepang, kita akan dijejalkan oleh
para petugas keretanya, dan kita akan bersentuhan dengan semua orang di
sekeliling kita sepanjang perjalanan.
Orang Jepang dapat bercakap-cakap menggunakan bahasa Inggris dengan baik
Setelah belajar di sekolah selama kurang
lebih enam tahun, kita pasti mengira paling tidak orang Jepang dapat
bercakap-cakap dengan bahsa Inggris yang mendasar. Kenyataannya adalah,
bahasa Inggris diajarkan di sekolah-sekolah Jepang hanya untuk hapalan
luar kepala dan lulus ujian saja. Karena hidup di Jepang hampir tidak
membutuhkan bahasa Inggris, maka rata-rata kemampuan mereka adalah
sangat rendah.
Semua orang Jepang menggemari anime dan manga, serta Otaku itu keren
Orang Jepang yang menggemari anime dan
manga sebenarnya sama saja banyaknya dengan penduduk di negara lain yang
menggemari komik dan film-film animasi. Satu-satunya perbedaannya
mungkin hanyalah dari kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.
Otaku mendapat panggilan otaku karena mereka diam di rumah setiap saat. Dari situ kita dapat menyimpulkan sendiri artinya.
Semua orang Jepang minum sake
Walaupun sake merupakan minuman beralkohol yang sangat populer di Jepang, sejauh ini orang di sana lebih banyak minum souchu dan bir.
Hanya orang Jepang yang dapat melakukan aktivitas tradisional Jepang dengan baik
Banyak pemikiran bahwa kebudayaan
tradisional Jepang hanya dapat dilakukan dengan sangat baik oleh orang
Jepang saja. Kenyataannya, banyak aktivitas tradisional Jepang yang
dikuasai oleh orang asing. Misalnya saja olahraga sumo, selama 10 tahun terakhir ini tidak ada seorangpun yokozuna
(pegulat sumo kelas tertinggi) yang berasal dari Jepang, dengan para
pesaing terkuatnya berasal dari Eropa Timur dan Mongolia. Juga dalam hal
menyanyi enka (lagu-lagu tradisional Jepang) yang dikuasai oleh seorang pria blasteran Jepang-Amerika bernama Jero.
sumber : blog.japanalicious.com